PERANCANGAN PRODUK SECARA ERGONOMI
Ergonomi
- Definisi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata
yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum
(Kroemer, dkk. 2001). Penuilis lainnya mendefinisikan ergonomi sebagai berikut.
v Ergonomi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto,
2000, hal 54)
v Ergonomi merupakan aplikasi prinsip keilmuan, metode dan data yang
didapatkan dari disiplin ilmu yang bervariasi untuk membangun suatu sistem
keteknikan dimana manusia terkait didalamnya (Kroemer
& Kroemer, 2001, hal 1)
Dari dua definisi diatas, terdapat beberapa kata kunci. Pertama,
terdapat kata “manusia”. Seperti diketahui bahwa dalam ergonomi, aspek manusia
mendapatkan perhatian. Hal ini dikarenakan pada perancangan peralatan maupun
perancangan sistem kerja, aspek manusia menjadi faktor yang dipertimbangkan.
Kata kunci kedua yaitu “pekerjaan”. Dalam ergonomi, dibicarakan tentang
bagaimana manusia berinteraksi dengan pekerjaannya. Oleh karena itu sama
seperti manusia, pekerjaan juga merupakan faktor yang dipertimbangkan. Kata
kunci selanjutnya yaitu menggunakan displin ilmu yang beragam. Pengkajian suatu
permasalahan dengan menggunakan ilmu ergonomi tidak lepas dari disiplin ilmu lain
yang terkait. Menurut Kroemer & Kroemer (2001)
Terdapat beberapa
disiplin ilmu yang dapat digunakan dalam pengkajian permasalahan dengan
menggunakan ilmu ergonomi diantaranya yaitu Psikologi, Anthropometri,
Fisiologi, Biomekanik, Ilmu kognitif dan Ilmu keteknikan terkait sistem
industri. Lebih dari pada disiplin ilmu yang telah disebutkan, tidak menutup kemungkinan
digunakannya disiplin ilmu lainnya dalam pengkajian permasalahan melalui ilmu
ergonomi.
Dengan mengacu pada dua definisi ergonomi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam ergonomi dikaji hal-hal terkait dengan manusia dalam
hubungannya/interaksinya dengan pekerjaan dimana kajian ini melibatkan disiplin
ilmu lainnya seperti Anthropometri, Fisiologi, Biomekanik dan disiplin ilmu lainnya.
Ergonomi
merupakan suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia
untuk merancang sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan
itu dengan efektif, aman, nyaman, sehat dan efisien. Ergonomi dapat
didefinisikan melalui pendekatan yang lebih komprehensif dan membaginya
atas tiga pokok pendekatan yang dijelaskan
sebagai
berikut :
1.
Fokus utama, yaitu mempertimbangkan manusia
dalam perancangan benda,prosedur kerja dan lingkungan kerja. Fokus dari
ergonomi adalah manusiadan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas,
prosedur, dan lingkungan dari pekerjaan sehari-hari. Penekanannya terdapat pada
factor manusia, tidak seperti dalam ilmu-ilmu teknik yang lebih menekankan pada
pertimbangan faktor-faktor teknis.
2.
Ergonomi mempunyai 2 tujuan utama, yaitu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari pekerjaan dan aktivitas-aktivitas
yang lain serta meningkatkan nilai-nilai tertentu yang diinginkan dari
pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan
stress, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang lebih besar,
meningkatkan kepuasan kerja dan memperbaiki kualitas hidup.
3.
Pendekatan utama, yaitu aplikasi sistematik
dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik,
motivasi manusia, perilaku manusia terhadap desain produk dan prosedur yang
digunakan serta lingkungan tempat menggunakannya.
Pada
ilmu ergonomi, manusia dipandang sebagai adalah satu komponen sentral dalam
suatu sistem kerja, disamping komponen-komponen bahan, mesin, dan peralatan
kerja serta lingkungan kerjanya. Dengan demikian manusia berperan sebagai
perencana, perancang, sekaligus sebagai pengendali sistem kerja tersebut.
Inti
dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task to the man, yang
artinya adalah pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan
yang dimiliki oleh manusia. Hal ini berarti dalam merancang suatu jenis
pekerjaan, perlu diperhitungkan faktor-faktor yang menjadi kelebihan dan
keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja.
2.
Bidang Kajian Ergonomi
Pada
penerapan ergonomi, diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan
manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk mendapatkan
informasi tersebut adalah dengan melakukan penyelidikan-penyelidikan. Berkaitan
dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi dikelompokkan atas 4 bidang
penyelidikan, yaitu :
1. Penyelidikan
tentang tampilan (display)
Tampilan
(display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang
menyajikan informasi tentang keadaaan lingkungan dan kemudian
mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka-angka,
lambang dan sebagainya. Informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk dinamis
yang menggambarkan perubahan menurut waktu sesuai dengan variabelnya, misalnya speedometer.
2. Penyelidikan
tentang kekuatan fisik manusia
Penyelidikan tentang
kekuatan fisik manusia dilakukan ketika manusia mulai melakukan aktivitas kerja
dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.
Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan objek serta peralatan yang sesuai
dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan
tentang ukuran tempat kerja
Penyelidikan
tentang ukuran tempat kerja bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat kerja
yang baik yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan
tentang lingkungan kerja
Penyelidikan tentang lingkungan kerja
meliputi kondisi fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, seperti pengaturan
cahaya, kebisingan, temperatur, getaran, dan lain-lain yang dianggap dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia.
3. Anthropometri
Istilah Anthropometri berasal dari kata “anthro” yang
berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Dengan demikian anthropometri
memiliki arti telaah tentang ukuran tubuh manusia dan mengupayakan evaluasi
untuk melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan gerakan-gerakan yang sederhana.
Anthropometri adalah satu kumpulan data
numerik yang berubungan dengan karakteristik fisik ukuran tubuh manusia dan
bentuk serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Data
anthropometri berguna untuk perancangan berbagai peralatan agar dapat digunakan
secara optimal dan pemakai dapat bekerja dengan aman dan nyaman. Meskipun
demikian, dalam proses pengukuran tersebut akan ditemui berbagai kesulitan,
misalnya karena adanya variasi dalam pengukuran oleh beberapa faktor antara
lain:
1.
Umur
Pada umumnya dimensi tubuh meningkat mulai dari lahir sampai
sekitar usia duapuluhan. Manusia akan mulai menyusut ketinggiannya (shrink)
sekitar usia empat puluh tahun.
2.
Jenis kelamin
Dimensi tubuh antara pria dan wanita memiliki perbedaan-perbedaan.
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar daripada wanita,
kecuali pada bagian pinggul dan paha.
3.
Posisi tubuh
Sikap (posture) akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh.
Oleh karena itu dalam suatu penelitian harus dipakai posisi standar.
4.
Cara berpakaian
Pakaian menambah ukuran tubuh sehingga dalam merancang area kerja
harus disesuaikan dengan pakaian yang digunakan.
5.
Suku/bangsa (ethnic)
Setiap suku, bangsa, ataupun ethnic mempunyai karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
Disebabkan karena banyaknya keragaman ukuran manusia, untuk
memecahkan masalah tersebut maka kebanyakan data anthropometri disajikan dalam
bentuk persentil. Untuk tujuan penelitian, suatu populasi dibagi-bagi
berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan
mulai dari populasi yang terkecil hingga yang terbesar berkaitan dengan
beberapa pengukuran tubuh tertentu.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh
manusia seperti :
1.
Cacat tubuh, dimana data
anthropometri disini akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang
cacat (kursi roda, alat bantu jalan, dll).
2.
Tebal/tipisnya pakaian yang harus
dikenakan, dimana faktor lingkungan yang berbeda akan memberikan variasi yang
berbeda-beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian.
3.
Kehamilan (pregnancy),
dimana dalam kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
tubuh (khusus perempuan).
Ada dua cara melakukan pengukuran yaitu anthropometri statis dan
anthropometri dinamis. Anthropometri statis sehubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang
dibakukan. Sedangkan anthropometri dinamis sehubungan dengan pengukuran keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan
kegiatannya.
- Desain
dan Ergonomi
Desain
dapat diartikan sebagai salah satu dari aktivitas luas dari inovasi desain dan
teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan (malaui transaksi jual beli)
dan fungsional. Desain merupakan hasil kreativitas budidaya ( man made object)
manusia yang mewujudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang memerlukan
perencanaan, perancangan maupun pengembangan desain, yaitu mulai dari tahap
menggali ide atau gagasan, dilanjutkan dengan tahap pengembangan, konsep
rancangan, sistem dan details, pembuatan prototype dan proses produksi,
evaluasi dan berakhir dengan tahap pendidtribusian. Jadi dapat disimpulkan
bahwa desain selalu berkaitan dengan pengembangan ide dan gagasan, pengembangan
teknik, proses produksi serta peningkatan pasar.
Untuk
menilai hasil akhir dari produk sebagai katagori nilai desain yang baik
biasanya ada 3 unsur yang mendasari yaitu :
1.
Fungsional
2.
Estetika,
Unsur
fungsional dan estetika sering pula disebut dengan fit-form
function
3.
Ekonomi
Unsur
ekonomi dipengaruhi harga dan daya beli masyarakat.
Kriteria
pemilihannya adalah ;
1.
Function and purpose
2.
Utility and economic
3.
Form and style
4.
Image, and
5.
Maening
5.
Perancangan Produk Secara Ergonomi
Dalam
hal desain produk bila kita lihat dari sisi pemakainya yang langsung barangkali
kita dapat membagi peran ergonomik ini ke dalam 2 kelompok yaitu :
1.
Dari sisi operator / perakit.
Pada
saat suatu produk sedang berada pada tahap-tahap pembuatannya,
komponen-komponen atau produk setengah jadinya mungkin hampir sama persis.
Dalam hal ini, waktu perakitannya mungkin berbeda-beda pula akibat cara kerja
dan urutan kerja yang berbeda dalam tahap perakitan produk tersebut. Dengan
bantuan ergonomik, mungkin kita dapat menyederhanakan dan mendesain
bentuk-bentuk (komponen) yang lebih mudah, lebih aman, lebih cepat
dibuat/dirakit.
2.
Dari sisi komsumen produk jadi
Para
ahli manajemen pemasaran sering mengemukakan bahwa ada hal-hal yang berada
dalam pengendalian perusahaan yang sangat berperan dalam keberhasilan
memasarkan suatu produk yang disebut sebagai bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion).
Gambar
14.2. berikut ini menunjukkan permasalahan, sistem dan ergonomi
Gambar
14.2. permasalahan, sistem dan ergonomi (Sumber : Wicken dkk, 2004, hal 3 dalam
“An Introduction to Human Factors Engineering”)
6. PENGUJIAN ERGONOMI DALAM
PERANCANGAN PRODUK
Esensi
dasar dari pengujian ergonomi dalam proses perancangan produk adalah sedini
mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam
setiap kreativitas dan inovasi sebuah ‘man made object’ (Sritomo, 2000).
Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian
sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi persyaratan ‘fitting
the task to the man’ (Granjean, 1982), sehingga setiap rancangan
desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni perihal keselamatan,
kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Sama seperti yang diungkapkan Sritomo
(2000), desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan
kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional,
maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi
ergonomis, dan marketing. Untuk melaksanakan kajian atau pengujian bahwa produk
sudah memenuhi persyaratan ergonomis adalah dengan mempertimbangkan faktor
manusia, dalam hal ini ada empat aturan sebagai dasar perancangan produk, yakni
:
1.
Memahami bahwa manusia merupakan fokus utama
perancangan produk, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan struktur anatomi
(fisiologik) tubuh manusia harus diperhatikan, demikian juga dengan dimensi
ukuran tubuh (anthropometri).
2.
Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam
perancangan produk (studi mengenai gerakan tubuh manusia dilihat dari aspek biomechanics),
tujuannya untuk menghindarkan manusia melakukan gerakan kerja yang tidak
sesuai, tidak beraturan dan tidak memenuhi persyaratan efektivitas efisiensi
gerakan.
3.
Pertimbangan mengenai kelebihan maupun
kekurangan (keterbatasan) yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang dimiliki
oleh manusia di dalam memberikan respon sebagai kriteria-kriteria yang perlu
diperhatikan pengaruhnya dalam perancangan produk.
4.
Mengaplikasikan semua pemahaman yang terkait
dengan aspek psikologik manusia sebagai prinsipprinsip yang mampu memperbaiki
motivasi, attitude, moral, kepuasan dan etos kerja.
Selain
hal-hal tersebut di atas, unsur lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam
perancangan produk adalah hubungan antara lingkungan, manusia, alat-alat atau
perangkat kerja, dengan produk fasilitas kerjanya. Satu sama lain saling
berinteraksi dan memberi pengaruh signifikan terhadap peningkatan
produktivitas, efisiensi, keselamatan, kesehatan, kenyamanan maupun ketenangan
orang bekerja sehingga menghindarkan diri dari segala bentuk kesalahan
manusiawi (human error) yang berakibat kecelakaan kerja
Lingkungan
fisik tempat kerja bagi manusia dipengaruhi antara lain oleh :
1.
Cahaya. Dalam faktor cahaya, kemampuan mata
untuk melihat obyek dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat kontras antara obyek
dan sekelilingnya,luminensi (brightness), lamanya melihat, serta warna
dan tekstur yang memberikan efek psikologis pada manusia. Mata diharapkan memperoleh
cahaya yang cukup, pemandangan yang menyenangkan, menenangkan pikiran, tidak
silau, dan nyaman. Pencahayaan yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan pada
mata.
2.
Kebisingan. Aspek yang menentukan tingkat
gangguan bunyi terhadap manusia adalah lama waktu bunyi terdengar, intensitas
(dalam ukuran desibel/dB, besarnya arus energi per satuan luas), dan frekuensi
(dalam Hertz/Hz, jumlah getaran per detik). Usaha-usaha pengurangan kebisingan
dapat dilakukan dengan pengurangan kegaduhan pada sumber, pengisolasian
peralatan penyebab kebisingan, tata akustik yang baik/memberikan bahan penyerap
suara, memberikan perlengkapan pelindung.
3.
Getaran mekanis Getaran mekanis dapat
diartikan sebagai getarangetaran yang ditimbulkan oleh alatalat mekanis.
Biasanya gangguan yang dapat ditimbulkan dapat mempengaruhi kondisi bekerja,
mempercepat datangnya kelelahan dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit.
Besaran getaran ditentukan oleh lama, intensitas, dan frekuensi getaran.
Sedangkan anggota tubuh mempunyai frekuensi getaran sendiri sehingga jika
frekuensi alami ini beresonansi dengan frekuensi getaran mekanis akan
mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan, gangguan pada anggota
tubuh seperti mata, syaraf, dan otot.
4.
Temperatur. Temperatur yang terlalu panas akan
mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh, sedangkan temperatur yang
terlalu dingin membuat gairah kerja menurun. Kemampuan adaptasi manusia dengan
temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tersebut tidak melebihi
20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin (dari keadaan normal
tubuh). Dalam kondisi normal, temperatur tiap anggota tubuh berbedabeda. Tubuh
manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses
konveksi, radiasi dan penguapan. Produktivitas manusia paling tinggi pada suhu
24– 27° C.
5.
Kelembaban Kelembaban diartikan sebagai
banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam
persentase. Jika udara panas dan kelembaban tinggi, terjadi pengurangan panas
dari tubuh secara besar-besaran dan denyut jantung makin cepat.
6.
Warna. Permainan warna dalam desain memberi
dampak psikologis bagi pengamat dan pemakainya, misalnya warna merah memberi
kesan merangsang, kuning memberi kesan luas dan terang, hijau atau biru memberi
suasana sejuk dan segar, gelap memberi kesan sempit, permainan warna-warna
terang memberi kesan luas. Selain hal-hal tersebut di atas, kemampuan untuk
meningkatkan produktivitas kerja manusia dipengaruhi pula oleh sikap, gerakan,
aktivitas, struktur fisik tubuh manusia, struktur tulang, otot rangka, sistem
saraf dan proses metabolisme. Sikap yang tidak tepat menyebabkan gangguan,
stress, rasa malas bekerja, ketidaknyamanan dan kelelahan (kelelahan pada
seluruh tubuh, mental, urat syaraf, bahkan menyebabkan rasa sakit dan kelainan
pada struktur tubuh manusia.
Aktivitas
kerja manusia, baik fisik maupun mental mempunyai tingkat intensitas yang
berbeda. Intensitas tinggi berarti energi tinggi, intensitas rendah berarti
energi rendah. Mengeluarkan energi dalam jumlah besar untuk periode yang lama
bisa menimbulkan kelelahan fisik dan mental, sedangkan kelelahan mental lebih
berbahaya dan kadang-kadang menimbulkan kesalahan-kesalahan kerja yang serius.
Selain itu, posisi tubuh yang tidak alami atau sikap yang dipaksakan berakibat
pada pengurangan produktivitas manusia, hal ini berkaitan dengan dengan
sejumlah tenaga yang harus dikeluarkan akibat beban tambahan.
Contoh perancangan Produk Secara Ergonomi :
Pada
Produk Minuman mineral yaitu Aqua gelas, mereka merancang sedemikian rupa sehingga
produk tersebut mudah di genggam pada saat memakai, sehingga nyaman pada saat
menggenggam produk tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar